STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW)
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK-WRITE
(TTW)
Menurut W. Gulo (2002:3), strategi belajar mengajar
merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan
pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab. Hal ini merupakan salah satuu
komponen dari sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
mengajar secara optimal.
Menurut W. Gulo (2002:23), peran peserta didik di dalam
proses belajar mengajar ialah berusaha secara aktif untuk mengembangkan dirinya
di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini disebut kegiatan belajar. Guru hanya
menciptakan situasi yang memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik. Kegiatan
pendidikan mengalami kegagalan kalau kegiatan mengajar tidak menghasilkan
kegiatan belajar. Oleh karena itu, fungsi belajar pada peserta didik sangat
menentukan keberhasilan pendidikan.
Think-Talk-Write (TTW) yang diperkenalkan oleh Huinker &
Laughlin, pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur
kemajuan TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir/berdialog dengan
dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara den membagi ide
(sharing) dengan temannya sebelum menulis. Dalam hal ini siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) pada dasarnya
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif sehingga dalam pelaksanaanya,
model ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok kecil secara heterogen agar
suasana pembelajaran lebih efektif. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan kelompok, maka pembelajaran TTW juga mengacu kepada pembelajaran
kooperatif yang dapat mengkonstruksi penguasaan konsep siswa (Dipdip,2007:16).
Tahapan-tahapan yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran TTW dalam pembelajaran fisika akan diuraikan sebagai berikut:
1) Pikir (Think)
Aktivitas berpikir siswa dapat dilihat pada saat dalam
pembelajaran terdapat kegiatan pembelajaran yang memancing siswa untuk
memikirkan sebuah permasalahan fisika baik itu kegiatan demonstrasi yang
dilakukan oleh guru atau siswa, pengamatan gejala fisis atau berbagai peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari. proses membaca buku paket atau handout fisika
serta berbagai macam artikel yang berhubungan dengan pokok bahasan. Setelah itu
siswa mulai memikirkan solusi dari permasalahan tersebut dengan cara
menuliskannya di buku catatan atau handout ataupun mengingat bagian bagian yang
difahami serta tidak difahaminya.
2) Bicara (Talk)
Siswa melakukan komunikasi dengan teman sekelompok untuk
mendapatkan solusi bersama dari solusi yang telah dipikirkan sebelumnya oleh
setiap individu kemudian akan dibahas dalam diskusi kelas. Masing-masing
kelompok belajar terdiri dari 5-6 orang.
3) Tulis (Write)
Siswa
menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya (buku catatan, handout dan atau
LKS) baik berupa definisi istilah maupun kejadian fisis yang terkait dengan
persamaan-persamaan fisis.
Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran
kooperatif TTW
Pada umumnya mata pelajaran IPS
geografi sering diidentikan dengan pelajaran hafalan. Hal ini dikarenakan
pembelajaran IPS geografi selama ini lebih banyak membuat siswa menghafal
sebagian besar konsep, tanpa adanya upaya untuk memahami konsep melalui
pengalaman belajar lain yang mengakibatkan siswa tidak memahami materi secara
mendalam sehingga hasil belajar IPS geografi siswa cenderung rendah. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu pemilihan model pembelajaran yang
tepat yang memperhatikan karakteristik siswa, materi pelajaran, tujuan materi,
dan waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi tersebut. Adapun model
pembelajaran yang efektif digunakan oleh guru dengan karakteristik yang telah
dipaparkan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif model Think-Talk-Write
(TTW). Model TTW ini terdiri dari tiga tahapan yang dimulai dengan
aktivitas berfikir melalui membaca, mengomunikasikan dan menuliskan ide, serta
mendiskusikan sesama teman yang diberikan oleh guru dengan seluas-luasnya, sehingga
anak dapat membangun pemahaman sendiri sesuai kemampuannya, kemudian belajar
mengaktualisasikan pemahamannya dan bersosialisasi dalam bentuk diskusi
kelompok, kemudian pada tahap akhir siswa mampu mengomunikasikan idenya dengan
menuliskan pemahaman yang dibangunnya dalam bentuk tulisan. Setiap tahapan
dalam model ini mampu mengkonstruk kemampuan siswa memahami konsep hidrosfer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
Model Pembelajaran TTW terhadap hasil belajar IPS Geografi pada Kompetensi
Dasar Hidrosfer. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi
experiment) yang menggunakan rancangan Pretest-posttest Control Group
Design. Subjek penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol, siswa kelas VII MTs Surya Buana Malang. Instrumen penelitian berupa
tes dengan teknik analisis data menggunakan uji-t dengan SPSS 13.00 for
Windows.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar IPS
Geografi pada Kompetensi Dasar Hidrosfer siswa yang menggunakan Model
Pembelajaran TTW lebih baik daripada siswa yang tidak menggunakan
Model Pembelajaran TTW. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa penggunaan
Model Pembelajaran TTW berpengaruh pada hasil belajar IPS Geografi siswa.
Saran untuk guru bidang studi IPS Geografi adalah menjadikan
Model Pembelajaran TTW sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan saran untuk peneliti selanjutnya adalah mengujicobakan
Model Pembelajaran TTW yang dikombinasikan dengan media pembelajaran yang
variatif pada materi berbeda dan jenjang kelas atau sekolah yang lebih tinggi
sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dari Model Pembelajaran TTW.
Komentar
Posting Komentar